Tuesday, October 11, 2011

Bahaya di Balik Buah Impor

foto: antara
Buah impor semakin membanjiri pasaran negeri kita. Durian Bangkok, Apel Fuji dan Australia, Jeruk Lokam, wah, pokoknya banyak benar. Tidak saja supermarket atau hipermarket saja yang menjualnya, namun juga pasar-pasar tradisional, pedagang buah pinggir jalan, sampai pedagang asongan. Tentu saja ini sesuai hukum permintaan dan penawaran. Kalau ada permintaan, pasti ada penawaran.

Masyarakat negeri ini, seringkali lebih suka yang visual daripada yang esensial. Buah impor jelas saja secara visual lebih baik daripada buah lokal. Secara rasa pun, durian Bangkok, misalnya, lebih ampuh ketimbang durian lokal. Tapi dari segi kesehatan dan kemanfaatannya bagi tubuh, benarkah buah impor lebih baik? Benarkah tidak berbahaya dikonsumsi?

Meski bukan peneliti dan tidak aksesibel terhadap data-data Badan Penelitian Obat dan Makanan negeri ini, tapi kita harusnya bertanya-tanya, kenapa jeruk impor yang sudah berbulan-bulan usianya masih tetap segar? Kenapa tampilannya halus dan sungguh menarik secara visual? Sedangkan buah-buahan lokal negeri ini kelihatan ndeso dan tidak menarik kalau dipajang di dekat buah-buahan impor itu. Tapi coba lihat, buah-buahan itu busuk secara alami. Tidak sampai berbulan-bulan.

Banyak kabar yang menyebutkan, buah-buahan impor bisa mengkilap karena ditambahi zat lilin. Buah-buahan impor juga memiliki kandungan-kandungan zat kimia berbahaya. Dan buah-buahan impor yang secara visual bagus dan secara rasa lebih sip itu adalah tanaman transgenik. Tanaman transgenik diduga berbahaya bagi tubuh. Silakan browsing sendiri di internet soal ini.  Di antaranya di sini.

Buat Anda yang menyukai buah-buahan impor, ini saya sempat browsing di internet tentang kandungan berbahayanya. Penelitian ini cukuplah untuk membuktikan bahwa buah-buahan yang masuk di Indonesia sangat berisiko bagi kesehatan. (Herannya, kok bisa masuk ya ke Indonesia?). Untuk kawan-kawan yang memiliki penelitian seperti ini, yuk kita sharingkan. 

Setelah baca hasil-hasil penelitian seperti ini, harusnya kita sama sekali tidak berminat membeli atau mengonsumsi buah impor. Dan kita pun harusnya mencoba mempersuasi lingkungan sekitar kita untuk tidak mengonsumsi buah impor.

Ayo kita dukung gerakan makan buah lokal yang alami dan menyehatkan tubuh. Dan sekali lagi, jangan terjebak yang visual. Kembalilah pada yang esensial.

Monday, October 10, 2011

Blonceng Liar di Kantor Milik Banyak Orang


Siapa yang tahu nama Latinnya Blonceng alias bligo alias labu air alias buah kundur? Saya biasa searching di google untuk masalah-masalah yang tidak saya ketahui. Namun untuk yang satu ini, saya belum menemukan.

Saya tidak tahu apakah Anda tahu apa itu blonceng atau tidak? Blonceng itu labu, kulitnya berwarna hijau keras, dan berbentuk lonjong. Di pasar dekat rumah saya di Sidoarjo, sayur (atau buah?) ini mudah ditemukan. Harganya murah. Seperti harga pepaya. Saya biasa menambahkannya di rawon bikinan saya. Menurut saya, rawon yang ditambahi blonceng, jadi semakin sedap. Di samping tentu saja lebih sehat. Atau, saya juga biasa menumisnya, ditambahi daging.

Blonceng yang saya sukai ini ternyata tumbuh di dekat ruangan tempat kerja saya di kantor. Sebelumnya saya belum pernah tahu, seperti apa rupa tumbuhan blonceng, meskipun suka mengonsumsinya. Tumbuhan ini menjalar subur di pagar kawat, di dekat bak penampungan air. Semula saya mengira, tumbuhan ini hanyalah semak-semak liar, jadi saya tak memperhatikannya lebih jauh. Namun, pada suatu pagi mata saya melihat melihat buah-buahnya menjadi besar, serupa dengan sayur (buah) yang biasa saya beli di pasar. Saya segera mengamati dan langsunng tanya salah satu staf lapangan di kantor saya, Pak Suroso, apakah tumbuhan itu blonceng? Pak Suroso langsung mengiyakan dan menceritakan segala hal yang berkaitan dengan tanaman yang saya sebut itu.

Menurut Pak Suroso, tanaman itu tumbuh dengan sendirinya sehingga kepemilikannya jadi kolektif. Buah blonceng itu ditunggu-tunggu kematangannya oleh beberapa kawan dan mereka bergantian memanen. "Meskipun harga di pasar murah, tapi kalau memanen sendiri kepuasannya lebih besar," ujar Pak Suroso.

Blonceng  liar yang buahnya lumayan lebat itu, kini oleh teman-teman juga dikembangbiakkan di tempat-tempat lain di sekitar kantor. 


Menurut pak Suroso yang asal Malang Selatan dan suka bercocok tanam ini, Surabaya potensial untuk ditanami Blonceng karna tumbuhan menjalar ini bisa tumbuh di udara kering maupun basah. Tapi toh orang-orang kota yang punya halaman (taman) luas sekalipun, jarang mau memanfaatkan tanahnya untuk menanam sayuran di rumah, apalagi blonceng. "Mana ada orang kota mau menanam sayuran di halaman rumah? Lombok pun jarang ada yang menanam. Mungkin orang-orang kota merasa bisa membeli sehingga kalau bisa beli, kenapa susah-susah nanam?" kata Pak Suroso.  

Memang benar kata-kata Pak Suroso yang bersahaja ini. Jarang ada orang kota yang mau memanfaatkan lahannya untuk bertanam sayuran. Apa pun itu, apalagi blonceng. Orang baru ramai-ramai nanam cabe saat harga cabe naik. Dan saat harga cabe turun lagi, tanaman ini hilang dari halaman rumah.

Padahal menanam sayuran di halaman rumah banyak manfaatnya. Dari segi kesehatan, jelas kita ingin mengonsumsi makanan sehat. Karena kita tahu bahaya zat kimia sintetes berbahaya, jelas sayuran yang kita tanam bebas dari bahan-bahan tersebut.

Sayuran di pasar tradisional, apalagi di supermarket ataupun hypermarket, tak ada jaminan  bebas dari bahan kimia berbahaya itu, bukan?

Nah, ayo mulai kita tanam sayur di rumah sendiri. Bisa di dalam pot kok, nanamnya.

Monday, August 15, 2011

Bahaya Rhodamin B di Sekitar Kita


Ini zaman sepertinya terus bergerak menuju zaman instan. Orang lebih suka hasil daripada proses. Orang suka dengan kemudahan meski kemudahan itu tidak mendatangkan maslahat pada akhirnya.

Kini saya ingin cerita tentang penjual es campur di dekat rumah saya. Penjual itu selalu mewarnai nanasnya dengan warna kuning mencolok. Rumput laut yang sebetulnya berwarna putih kusam, dia warnai jadi hijau. Sedangkan kolang-kaling yang berwarna putih jadi merah. Sirup untuk es campur pun berwarna merah.

Kenapa diwarnai? "Kalau nggak dikasih warna seperti ini nggak laku, Mbak," katanya.
"Lo, memangnya pernah nyoba, menjajakan es campur nggak dikasih warna?" tanya saya.

"Nggak pernah sih, Mbak. Tapi siapa to yang mau beli dagangan saya kalau warnanya nggak cerah," kilahnya.

Zat-zat pewarna itu dia dapatkan dengan mudah di toko. "Dosis pakainya terserah, yang penting nyolok," katanya.

Penjual tersebut tidak mau susah-susah mencari daun suji untuk efek warna hijau ataupun secang untuk warna merah, misalnya.Padahal Tuhan menganugerahkan bermacam-macam tanaman seperti daun suji dan secang yang bisa dipakai sebagai pewarna alami makanan dan minuman. Namun dia lebih mempercayai bahan makanan kimia sintetis pabrikan daripada yang alami. Padahal, sudah jelas yang sintetis berbahaya bagi kesehatan. Apalagi kalau menumpuk dalam tubuh dalam jumlah besar.

Cobalah kita berpikir, berapa banyak bahan-bahan pewarna sintetis yang masuk ke tubuh kita kalau kita sering membeli es campur yang seperti ini. Belum lagi kalau pewarna sintetis tersebut merupakan rhodamin B. 


Rhodamin B, menurut situs ini merupakan pewarna sintetis yang berasal dari metanlinilat dan dipanel alanin yang berbentuk serbuk kristal berwarna kehijauan, berwarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah. Rhodamin B sering diselahgunakan untuk pewarna pangan (kerupuk,makanan ringan,es-es dan minuman yang sering dijual di sekolahan) serta kosmetik dengan tujuan menarik perhatian konsumen. Rhodamin B dan Methanyl Yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan (Peraturan Menkes No.1168/Menkes/ PER/ X/ 1999)

Uji coba pada tikus yang diberi Rhodamin B selama satu minggu menunjukkan adanya pembesaran organ berupa peningkatan berat hati, ginjal, dan limpa.

Kita dapat mengenali ciri makanan yang menggunakan Rhodamin B, yaitu biasanya makanan yang diberi zat pewarna ini lebih terang atau mencolok warnanya dan memiliki rasa agak pahit.

Meski penyadaran demi penyadaran tentang efek negatif rhodamin B terus didengungkan, namun toh masih banyak konsumen yang abai tentang hal ini. Sekolah-sekolah tetap memperbolehkan anak didiknya untuk mengonsumsi minuman berwarna mencolok yang dijual di muka pintu gerbang sekolah. Ibu-ibu lebih menyukai terasi yang warnanya merah mencolok ketimbang yang alami. Anak-anak kita makan sosis yang berwarna mencolok.


Para penjual pun tenang-tenang saja dan tidak merasa berdosa meracuni konsumen-konsumennya dengan produk-produk yang mengandung rhodamin B.

Pengawasan untuk ini? Entahlah kenapa para pengawas masih bisa tidur nyenyak di saat banyak makanan dan minuman mengandung rhodamin B.

Hmm, kalau ini boleh disebut kekhilafan, berarti ini kekhilafan berjamaah. Astaga!

Nah, kalau nggak ingin ikut jamaahnya, kita nggak usah mengonsumsi makanan-makanan yang nggak sehat. Juga, kita bisa ikut dalam gerakan penyadaran untuk hal ini, sekecil apa pun.

Wednesday, August 10, 2011

Bisphenol A, Bahaya atau Tidak?

Bisphenol A (BPA) naik daun beberapa waktu lalu saat beberapa negara melarang pemakaian bahan ini untuk botol susu. Dr.Ir.Yadi Haryadi,Msc., dari Departemen Teknologi dan Ilmu Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor banyak menjelaskan tentang hal ini:


BPA merupakan bahan kimia dengan rumus kimia C15H16O2 yang banyak digunakan, antara lain untuk pembuatan plastik poli karbonat, resin epoksi pelapis bagian dalam kaleng, dan bagian dalam tutup botol logam, pembuatan plastik vinil klorida (PVC), komponen penambal dan pelapis gigi, bahan anti api, dan karton atau kertas daur ulang.


Untuk kasus botol susu bayi, plastik poli karbonat (bahan olahan BPA) inilah yang kemudian diolah menjadi
botol susu bayi. Kita lihat, botol warna bening dari plastik poli karbonat itu terkenal tahan pecah, tahan panas, dan bisa dibentuk bermacam-macam.

Selain botol susu bayi plastik poli karbonat itu dijadikan bahan untuk membuat cakram padat (compact disc) dan alat-alat kesehatan. Bila dicampur dengan bahan lain, plastik poli karbonat dapat digunakan pula untuk membuat bagian-bagian telepon selular, alat-alat rumah tangga, dan beberapa bagian komponen mobil.

Barang-barang yang mengandung BPA biasanya ditandai dengan angka 7 didalam logo tiga tanda panah melingkar. Bahan yang mengadung BPA tetapi dikategorikan aman untuk alat konsumsi (food grade), biasanya diberi tanda tambahan yaitu gambar gelas dan garpu.


Kita, konsumen akhir selalu dibuat bingung oleh rekomendasi-rekomendasi hasil penelitian. Ada yang bilang BPA aman, ada yang bilang tidak aman.

BPA dianggap sebagai bahan kimia yang menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain mengganggu fungsi hormon yang berkaitan dengan sistem reproduksi, menyebabkan kanker, dan gangguan pertumbuhan janin dan bayi. Kontak manusia dengan BPA dapat terjadi melalui beberapa jalan, antara lain melalui makanan, udara, debu dan air. Namun  BPA bisa diuraikan dengan cepat dan efsien menjadi
metabolit yang dibuang keluar tubuh. Artinya BPA tidak akan berakumulasi didalam tubuh. Ambang batas BPA yang dapat ditoleransi tubuh adalag 50 mikrogram/kg berat badan/hari. Artinya, ambang batas toleransi BPA itu sangat tinggi. Menurut European Food Safety Authority (EFSA) dan Environmental Protection Agency (EPA), seseorang baru akan sakit jika mengosumsi sekitar 250 gr bahan pangan yang terkontaminasi BPA.

Studi bahwa BPA berbahaya dilakukan oleh Dr.Patricia Hunt, ahli bioscience dari Amerika Serikat. Studi yang dipublikasikan di Current Biology ini mengatakan BPA menyebabkan perubahan kromosom di telur tikus percobaan. Dr.Hunt mengatakan studi itu hanyalah riset permulaan dan belum ada bukti bahwa penelitian terhadap tikus itu ada relevansinya dengan manusia.

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Department of Chemistry, Faculty of Science, National University of Singapore, BPA adalah bahan kimia yang bekerja sebagai endokrin pengganggu. Dosis yang kecil sekalipun, menurut penelitian itu akan menyebabkan kelainan. Pada laki-laki, bahaya yang mungkin
terjadi adalah menurunnya produksi sperma, penambahan berat prostas dan kanker testis. Sedangkan pada perempuan, endokrin pengganggu itu dapat menyebabkan infertilitas dan kanker payudara. Janin dan bayi baru lahir juga paling rentan kena bahaya. Bahaya yang mungkin terjadi adalah kacaunya keseimbangan hormon.


Para ahli yang penasaran dengan penelitian Dr.Hunt itu kemudian melakukan studi lanjutan. Menurut Dr.Yadi, studi terbaru itu menghasilkan data yang bertentangan dengan penelitian itu. Demikian hasilnya:
  • BPA tidak menimbulkan perubahan perilaku anak tikus sampai konsumsi 640mg/kg bobot badan/hari.
  • BPA tidak mengganggu fertilitas tikus betina sampai konsumsi 600 mg/kg bobot badan/hari. - BPA tidak menimbulkan gangguan prostas sampai konsumsi 470 mg/bobot badan/hari.
  • BPA tidak menimbulkan kanker prostat sampai konsumsi 600 mg/kg bobot badan/hari.
  • BPA sama sekali tidak mengganggu masa pubertas.

Penelitian terkini juga membuktikan bahwa BPA tidak akan menimbulkan kanker, tidak mengganggu sistem reproduksi dan sistem kelenjar. Namun, sampai sejauh ini peneliti masih melakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh BPA terhadap perkembangan otak, perilaku, dan kelenjar prostat pada jkanin, bayi, dan
anak-anak.

Karena penelitian belum final, perdebatan tentang keamanan BPA terus berlangsung. Jadi wajar saja bila masyrakat kebingungan harus mepercayai yang mana. Untuk mengakhiri perdebatan itu, pemerintah di berbagai negara mengambil keputusan tegas. Di Kanada, pemerintah melarang semua produk kemasan yang mengandung BPA, di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang memperbolehkan produk itu tetap dipakai.

Keputusan tentu ada di kita konsumen, apakah mau memanfaatkan bahan yang mengandung bisphenol atau tidak. Kalau saya mending tidak memakai botol bayi yang mengandung BPA.

Daftar Taman Nasional di Indonesia


PDF Cetak Surel

TAMAN NASIONAL adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi (pasal 1 butir 14 UU No. 5 Tahun 1990). Berikut ini daftar taman nasional di Indonesia yang bersumber dari www.dephut.go.id.
TAMAN NASIONAL DI PULAU SUMATERA
Gunung Leuser
Siberut
Kerinci Seblat

Bukit Tigapuluh

Bukit Duabelas

Berbak
Sembilang

Bukit Barisan Selatan
Way Kambas

Batang Gadis

Tesso Nilo

TAMAN
NASIONAL DI PULAU JAWA
Ujung Kulon
Kepulauan Seribu
Gunung Halimun

Gunung Gede Pangrango
Karimunjawa

Bromo Tengger Semeru
Meru Betiri
Baluran
Alas Purwo

Gunung Merapi

Gunung Merbabu

Gunung Ciremai

TAMAN NASIONAL DI BALI DAN NUSA TENGGARA

Bali Barat

Gunung Rinjani
Komodo
Manupeu Tanah Daru

Laiwangi Wanggameti

Kelimutu

TAMAN NASIONAL DI PULAU KALIMANTAN

Gunung Palung

Danau Sentarum
Betung Kerihun

Bukit Baka-Bukit Raya

Tanjung Puting

Kutai
Kayan Mentarang
Sebangau

TAMAN NASIONAL DI PULAU SULAWESI

Bunaken
Bogani Nani Wartabone

Lore Lindu
Taka Bonerate
Rawa Aopa Watumohai
Wakatobi

Kepulauan Togean

Bantimurung – Bulusaraung
TAMAN NASIONAL DI MALUKU DAN PAPUA
Manusela

Aketajawe - Lolobata

Teluk Cendrawasih

Lorentz
Wasur
Sumber: http://www.dephut.go.id/

Thursday, July 28, 2011

Hemat Energi di Kantor

Kendati wacana hemat energi seringkali didengang-dengungkan di seantero negeri ini, tapi tetap saja di tingkat praktik keseharian, banyak yang mengabaikannya. Entah di rumah ataupun di perkantoran. Kali ini saya ingin bercerita tentang hemat energi di perkantoran.

Saya sebenarnya nggak punya data, berapa persen dari perkantoran di negeri ini yang karyawannya berbudaya ramah lingkungan di kantor. Namun kalau boleh saya katakan, dari pengalaman saya berkunjung ke berbagai kantor, umumnya kesadaran hemat energi belum sampai mendarah daging.
Siang-siang banyak kantor yang menyalakan lampunya. Belum lagi pemakaian AC, komputer yang tidak dimatikan meski tidak dipakai, konsumsi kertas yang berlebihan, dan sebagainya.

Di sebuah institusi besar di Jawa Timur, saya dapati para karyawan tidak merasa menghambur-hamburkan energi. Tak cuma level staf biasa yang sering menyalakan dan meninggalkan laptop di mejanya dalam kondisi hidup berjam-jam. Pemimpinnya, baik pemimpin puncak maupun para manajer dan supervisornya pun berlaku sama.

Padahal saya yakin, mereka tahu bahwa minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang dikatakan sebagai bahan bakar fosil diperkirakan akan habis 30 tahun lagi, bahan bakar gas habis dalam kurun waktu 70-80 tahun, dan bahan bakar padat 120 tahun lagi. Bahan bakar fosil adalah sumber daya tak terbarukan karena perlu jutaan tahun untuk terbentuk.Sumber yang ada saat ini lebih cepat habis ketimbang terbentuk yang baru.

Dan, mereka juga tahu, ada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2008, revisi dari Inpres Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi, yang menginstruksikan kepada pimpinan lembaga pemerintahan baik pusat maupun daerah untuk melakukan langkah-langkah dan inovasi penghematan energi dan air di instansi masing-masing. Upaya itu di antaranya terkait penghematan lampu penerangan, pendingin udara, dan peralatan yang menggunakan energi listrik, bahan bakar minyak, atau gas.

Entah, apa institusi-institusi memiliki semacam panduan (SOP) untuk melakukan penghematan energi. Dan kalaupun memiliki SOP, apakah SOP itu diterapkan sungguh-sungguh? Bagaimana dengan kantor Anda? Apakah Anda termasuk staf yang mendukung gerakan hemat energi untuk kantor Anda, atau Anda apatis dengan hal ini?

Ini ada tips-tips hemat listrik di kantor yang saya transfer dari "Booklet Hemat Listrik Di Kantor" oleh PT. Energy Management Indonesia, mudah-mudahan bermanfaat.

A.Lampu dalam ruangan
  • Matikan lampu bila ruangan tidak digunakan.
  • Pergunakan lampu hemat energi (LHE), kurangi penggunaan lampu bohiam/pija r.
  • Instalasikan penerangan dengan Iebih banyak sakiar sehinggamudah untuk mengatur pemakaianlampu sesuai kebutuhan.
  • Buka gorden atau tirai di siang han hingga penerangan alami bisa digunakan.
  • Bersihkan lampu yang berdebu, karena debu bisa mengurangi tingkat pen era ng an.
  • Pergunakan warna muda/cerah untuk dinding dan langit-langit.
  • Atur perabotan dengan baik agar tidak menghalangi cahaya.

B.Lampu luar ruangan
  • Nyalakan lampu taman, apabila han benar-benar mulai gelap. Ada baiknya untuk menggunakan sensor cahaya otomatis.
  • Prioritaskan lampu-lampu pada area luar ruangan yang perlu dinyalakan dan segera matikan kembali bila han menjelang pagi.
  • Instalasikan listrik dengan Iebih banyak sakiar sehingga mudah untuk mengatur pemakaian lampu sesuai kebutuhan.
 Tips menghemat listrik pada penggunaan kulkas
  • Pintu kulkas harus ditutup rapat, buka jika perlu.
  • Atur suhu kulkas sesuai kebutuhan.
  • Jangan memasukkan makanan dan minuman yang masih panas.
  • Tempatkan kulkas jauh dan sumber panas.

 Tips menghemat listrik pada penggunaan AC
  • Matikan AC bila ruangan tidak dipergunakan dalam waktu Iama
  • Nyalakan AC 1 jam sesudah jam kerja dimulai dan matikan AC 1 jam sebelum jam kerja berakhir.
  • Tutup pintu dan jendela jika AC sedang menyala.
  • Atur suhu AC sesuai kebutuhan, sekitar 23-25°C, semakin dingin suhu semakin besar konsumsi listriknya.
  • Pergunakan kaca film pada jendela ruangan.
  • Gunakan timer untuk mengatur pemakaian agar sesuai kebutuhan.
  • Bersihkan AC secara berkala.
Tips menghemat listrik pada penggunaan mesin fotocopy
  • Pergunakan fungsi “energy saver” pada mesin fotocopy jika mesin tidak dig u n a ka n.
  • Langsung matikan mesin (tombol power off atau cabut stop kontak) jika tidak digunakan dalam waktu yang sangat lama, misalkan pada jam istirahat atau jam pulang kantor.
 Tips menghemat listrik pada penggunaan peralatan audio video
  • Atur volume sesuai kebutuhan.
  • Sebaiknya matikan alatjika tidak digunakan, hindari penggunaan “standby mode”.
  • Jika tersedia, pergunakan fungsi timer sebaik-baiknya untuk mengatur pemakaian peralatan.
  • Bila perlu, gunakan stop kontak dengan sakiar on/off, agar lebih mudah mematikan peralatan listrik.
 Tips menghemat listrik pada penggunaan komputer dan printer
  • Matikan layar monitor apabila istirahat.
  • Hindari penggunaan screensaver, karena akan merubah setting layar monitor untuk selalu aktif.
  • Pergunakan resolusi display dan brightness yang rendah.
  • Pergunakan wallpaper dengan warna hitam.
  • Atur “Power Setting” agar monitor dapat menset power “off’ secara otomatis.
  • Matikan komputer (CPU) dan monitor bila tidak digunakan dalam waktu lama.
Tips menghemat listrik pada penggunaan pompa air
  • Gunakan pompa air untuk mengisi penampungan (tandon), bukan untuk mengalirkan air ke dalam kamar mandi.
  • Gunakan pelampung air otomatis sehingga aliran listrik akan terputus dan pompa berhenti bekerja bila bak sudah penuh.
  • Matikan pompa air bila tidak digunakan, terutama di luar jam kerja atau han libur.
  • Batasi penggunaan pompa air untuk utilitas seperti air mancur.
  • Ada baiknya untuk memeriksa instalasi saluran air, terutama untuk menghindari kebocoran air.