Wednesday, November 12, 2008
Air Cucian Beras dan Daging
Pohon jambu dan mangga di rumah berbuah sangat lebat pada awal-awal musim penghujan seperti sekarang. Untuk jambu saja, kami sudah memanennya dalam ember-ember untuk kemudian kami konsumsi, kami bagikan kepada kawan-kawan dan para tetangga. Kata mereka jambu kami manis dan segar. Demikian pula pohon mangga gadung. Lebat dan manis sekali buahnya. Sebetulnya kami masih punya satu pohon buah lagi yakni belimbing. Namun kali ini buahnya tidak sememuaskan yang lalu-lalu. Sebabnya adalah benalu-benalu yang sudah beranak-pinak dan baru saja kami ketahui. Saat ini kami sedang memulihkannya.
Para tetangga seringkali bertanya padaku, apa resepnya sehingga 3 pohon buah-buahan di rumahku selalu berbuah sangat lebat. Jawabanku sederhana saja, yakni pemupukan secara rutin.
Di rumah, kami tidak memakai pupuk sintetis atau kimia untuk menyuburkan tanaman. Pupuk sintetis pada mulanya memang bisa membuat buah tumbuh dengan baik. Namun dalam jangka panjang sangat tidak baik untuk tanah. Nantinya tanah jadi keras. Sari-sari makanan yang diperlukan tumbuhan akan hilang.
Pupuk yang kupakai adalah kompos yang berasal dari rumah sendiri, hasil panenan dari keranjang pengomposan takakura yang kumiliki. Namun mungkin tidak saja karena kompos. Pohon-pohonku kuberi vitamin juga secara rutin berupa air cucian beras dan sisa cucian daging. Setiap hari itu tidak kubuang, melainkan kutampung dalam wadah, lantas sore hari kusiramkan ke pohon-pohon tersebut. Resep itu kuperoleh dari ibuku. Aku ingat, sewaktu kecil dulu kami sekeluarga punya tanaman-tanaman yang sangat subur. Padahal ibuku jarang memberi pupuk kecuali air cucian beras dan sisa cucian daging. Kini resep tersebut juga kupakai untuk pohon buah-buahan di rumah. Ternyata berhasil juga.(Alpha Savitri)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment