Friday, September 05, 2008

Anak-anak Muda Berjuang menuju Organic Life

Aku punya kawan-kawan, anak muda idealis, cinta lingkungan, mau bekerja keras mewujudkan idealismenya, dan mau melakukan hal-hal kecil. Sari, Harti, Heri, Anton, Wajib, Bangkit, Ucup. Usianya 18 sampai 25. Mereka menamakan diri anak-anak Carpedi dan digembleng Pusdakota. Bergaul dengan mereka selalu membuat aku kembali bertenaga.

Wajib, bangkit, dan Ucup mengelola sampah menjadi kompos dan melakukan kampanye kesadaran lingkungan di dekat rumah mereka masing-masing. Heri dan Anton mengorganisasikan para petani untuk berpindah dari metode bertani konvensional non organik ke metode pertanian organik.

Mereka memasarkan hasil pertanian organik dari para petani, merancang desain yang sesuai dengan prinsip-prinsip fair trade agar para petani tidak dirugikan. Di tengah waktu luangnya yang sempit, mereka sempat menanam padi. Sedangkan Sari dan Harti menjadi garda depan pemasaran produk-produk organik yang dihasilkan para petani, baik itu beras, kedelai, kacang tanah, dll. Oh ya, mereka sekali waktu pergi bareng-bareng naik pick up ke berbagai wilayah di Surabaya untuk berjualan pecel organik dan produk-produk organik lainnya. Pendeknya, mereka tak pernah lelah menabur karya di bidang lingkungan.

Rasanya, lewat blog ini aku pengen juga mengkampanyekan produk-produk organik mereka. Dan produk-produk organik yang telah sampai ke pelanggan pasti disertai kontrol kualitas yang ketat. Ini produk-produk organik tersebut:

- Beras Menthik Rp 9000
- Beras Pandanwangi Rp 8500
- Kacang Tanah Rp 15000 per kg
- Kacang Hijau Rp 11000 per kg
- Beras Merah Rp 10000 per kg
- Kedelai Rp 12000 per kg
- Keranjang Kompos Takakura Rp 90000

Di samping itu mereka juga menyediakan produk-produk lain semisal kunir instan, jahe instan, rosela.

Bisa kita lihat harga yang tertera. Lebih murah ketimbang harga hasil-hasil organik di pasaran pada umumnya, bukan, bukan? Harga di atas sudah menguntungkan semua pihak, terutama petani.

Aku sendiri merupakan pelanggan fanatik mereka untuk beras organik dan kedelai. Di samping sehat, beras organik itu sangat lezat di lidah dan mengundang selera makan. Untuk kedelai, aku juga ambil dari mereka karena saat ini sulit sekali menemukan kedelai lokal di pasaran Surabaya. Aku sedapat mungkin menghindari kedelai impor karena kebanyakan sudah melalui rekayasa genetika. (Alpha Savitri)

No comments: