Saturday, August 30, 2008

Urine Kawan-kawanku untuk Bayi Padi


Tanggal 29 Agustus 2009, bayi-bayi padiku yang semakin bertumbuh, kemarin siang memperoleh "vaksin vitamin". Vaksinnya bukan dari bakteri cair hasil fermentasiku, melainkan urine manusia. Lho, kok? Hmmm, ya, urine-nya kawan-kawanku yang ditampung dalam wadah khusus dan sudah berdiam di situ selama tiga bulan. Kantorku Pusdakota memang memiliki instalasi sanitasi ekologis yang memisahkan urine dengan tinja di septictank WC. Tinja dan urine dikelola untuk dijadikan pupuk, baik pupuk padat maupun cair. Urine dan tinja tersebut oleh Mas Gunawan, Mas Koko, Mas Parwito, dan Mas Ade yang biasa mengurus tanaman, dipakai untuk memupuk sayur.

Itu terjadi secara nggak sengaja. Habis makan siang di kantor, aku cangkrukan di dekat kebun Pusdakota, cari angin segar. Aku ngobrol ngalor-ngidul tentang pembibitan tanaman. Lantas, Mas Gun punya ide untuk menambahkan urine yang telah mengendap tiga bulan itu pada tanah untuk bayi padiku. Aku pikir-pikir sejenak, akhirnya aku setuju. Ide itu menurutku luar biasa karena urine manusia, seperti halnya tinja, banyak mengandung nitrogen yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Siapa tahu padi-padi itu lekas besar. Setelah lahan kusiangi dengan hati-hati dan kubasahi air sumur. Hmmm, urine di wadah yang dipegang Mas Gun itu sudah tiga bulan usianya. Itu urine kawan-kawanku. Warnanya putih dan tidak berbau. Mas Gun membasahi lahan itu dengan urine. Hati-hati sekali, dari salah satu pojokan petak sempit yang kubikin sawah. Waktu itu kulihat dua kaki seribu sedang kawin di petak sawah. Mula-mula tak terusik air urine yang terus menggenang, lantas saat genangan agak tinggi, mereka mengapung-apung. Tapi satu sama lain tak terpisah. Siang-siang lagi. Kok Nggak malu ya. (Alpha Savitri)

No comments: