Saturday, August 23, 2008

Menanam dengan Hati


Apa pun yang ditanam oleh kawan-kawan tim Wahana Bina Patria (Wana Patria) Blitar pasti tumbuh subur, entah itu sayuran, tanaman hias, ataupun buah-buahan. Bahkan Kota Blitar yang kata orang-orang pertanian, tidak bagus untuk bertanam sayur semacam bunga kol, kailan dan wortel, ketiganya justru tumbuh subur di Wana Patria, baik di musim hujan maupun musim kemarau.

Wortel Wana Patria, kata pelanggan sayuran organik yang fanatik dengan sayur-sayuran yang dihasilkan rumah Belajar Kearifan Lingkungan di Blitar tersebut manis dan gurih. Lebih berasa daripada wortel yang dibeli di pasar. Baik yang besar maupun yang kecil, wortel-wortel tersebut langsung ludes bila Wana Patria mengumumkan panen wortel.

Kailan Wana Patria pun punya kualitas yang tidak kalah dengan kailan yang dihasilkan di daerah dingin. Aku sangat fanatik dengan kailannya Wana Patria. Rasanya kremes-kremes dan kalau dimasak tidak cepat layu. Aku paling suka kalau Kailan dipotong tipis-tipis, digule. Lebih-lebih kalau yang masak Mbak Tantri, istri Pak Alex. Suami istri ini sama sepertiku, menjadi simpatisan dan relawan di rumah belajar ini. Makanya, kalau pulang ke Surabaya aku pasti bawa kailan. (Hee… nggak kailan tok, yang kubawa. Aku biasanya juga memboyong sawi daging putih dan hijau).

Aku jadi ingat. Pernah aku melayani pembeli sayur yang ingin beli kangkung. Ini kali pertama dia ke Wana Patria. Dia tanya harga dan aku menyebutkan.

“Lo, Mbak, kok lebih mahal dari harga di pasar,” katanya. Kubilang, nanti kalau harga sayur di pasar naik, harga sayur di Wana Patria nggak ikut naik. Aku jelaskan pula kalau sayur yang ditanam secara organik, di samping sehat, awet, juga enak di lidah.

Dia menyatakan ingin membeli sayuran dua kilo. Jenisnya bervariasi.

“Kok banyak sekali, Pak?” tanyaku.

“Ya, keluarga saya suka sayuran,” jawabnya.

Beberapa bulan kemudian, pas aku ke Blitar, bertemu dengannya. Rupanya dia sekarang jadi penggemar fanatik sayuran organik. Dia bilang,” Wah, Mbak benar juga. Meskipun harga sayuran di pasar naik banyak, sayur di Wana Patria nggak ikut naik. Rasanya juga kremes-kremes seperti yang Mbak bilang. Kalau dimasak, nggak cepat layu. Beli sedikit saja sudah cukup buat keluarga saya. Kami jadi kecanduan,” katanya.

Oh ya, aku pernah bertanya pada Mas Albert, penanggung jawab kebun sayuran Wana Patria. Apa sih resepnya hingga sayur mayur di Wana Patria, satu pohonnya sangat berat. Bahkan ada yang beratnya sekilo segala.

Apa jawabnya?
Cuma senyum dan bilang,” Menanam sayur harus dengan hati agar hasilnya baik.”

Ya, untuk terjun di bidang pangan organik, yang perlu kita siapkan, mungkin, pikiran yang organik pula, ya, Mas. Pikiran yang selaras dengan keinginan alam semesta. Pikiran yang bersih, sesuai dengan kata hati. Kalau sudah begitu, kita selalu ingin berbuat yang terbaik. Apa pun kita lakukan. tangan kita pun jadi dingin. Dan tanaman apa pun yang kita tanam pasti tumbuh dan berkembang dengan baik. (Alpha Savitri) *





No comments: