Banyak risiko yang akan kita peroleh seandainya kita berkeras untuk memakai pupuk sinetis. Tidak hanya mencemari tanah, meninggalkan risidu sintetis pada sayur, dan buah-buahan, namun pembuatan pupuk sintetis mengurangi persediaan bahan bakar fosil.
Padahal kita tahu, bahan bakar fosil jumlahnya sangat terbatas di bumi. Sebagai gambaran, untuk membuat satu ton pupuk nitrogen saja, kita perlu sejumlah energi yang dilepas dari 5 ton batubara.
Pupuk kimia juga meracuni air tanah yang kita konsumsi sehari-hari. Bayangkan, apa yang terjadi bila tubuh kita tercemar racun kimia.
Menambahkan materi-materi semacam pupuk nitrogen non organik untuk tanah cenderung menghancurkan materi organik yang terkandung dalam tanah. Tanah menjadi tidak subur dan meningkatkan kecenderungan erosi.
Dalam sistem yang alami, nutrisi-nutrisi tanaman berasal dari daur ulang dan pengolahan bahan-bahan organik di tanah. Pupuk kimia hanya akan membuat sampah organik tidak lagi penting untuk didaur ulang untuk lahan produktif. Pada gilirannya, ini menimbulkan perilaku untuk menumpuk saja sampah-sampah kita pada lahan kosong, atau membuangnya di sungai (menyebabkan polusi air), atau membakar (menyebabkan polusi udara). Padahal, kita semestinya mencoba untuk bijak dalam hal pemakaian pupuk untuk kebun organik kita. Caranya adalah:
Uraian di atas sebaiknya sebaiknya kita:
o Meminimalkan pemakaian energi bahan bakar fosil
o Mendaur ulang sampah organik untuk kebun organik
o Tidak menyebabkan polusi
o Memberi nutrisi pada tanaman pada saat tanaman membutuhkan.
Mengupayakan tanah kebun kita memelihara keutuhannya sebagai zat organik penyangga kehidupan.
1 comment:
waaaaaaaaaaaaah yang sekarang hidup sehaaaat...eh pengen juga neh ikutan konsumsi yg sehat-sehat gitu...
mbak...kok blognya bisa keren gitu sih...berapa jam mendekorasinya?
aku dah ga pernah betah berlama-lama sekarang heheheh..sok sibuh deh guweeeeeeeee :p
mizzzzzzz you!!!!!!
:)
have a nice day
Post a Comment